PujianSebelum Shalat Jamaah, Tradisi Islam-Jawa yang Mulai Hilang. Elengo poro konco/ kuwajiban kito/ anetepi dawuhing agomo// iki sasi poso/ sasi kang utomo/ kewajiban kito kudu poso// sak sasi lawase/ ra mangan ra ngombe/ esok tekan sore/ sak rampunge//. yen wes rampung poso/ sembahyang riyoyo/ podo suko suko/ kito samio// lan halal bi halal/
Kalian yang tinggal di desa, lebih-lebih di daerah Jawa, pasti sudah nggak asing lagi sama yang namanya pujian atau pujen yang dikumandangkan melalui pengeras suara masjid. Karena yang saya dapati, bahkan belum pernah mendengar nyanyian pujian mengumandang dari masjid di kota. Entah saya nggak tahu, atau memang sangat jarang di daerah saya, nyebutnya pujian’. Pujian di masjid biasanya berisi nyanyian kidung keagamaan dengan menggunakan bahasa Jawa yang berisi petuah hidup, ada juga dengan selawat-selawat nabi, atau doa-doa mustajabah yang dipanjatkan dengan cara pujian khas nusantara ini sudah ada sejak para Walisongo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Syiir-syiir dan tembang jawa keagamaan digunakan sebagai strategi utama dalam berdakwah sejak masa itu. Selain dari Walisongo, beberapa hadis juga dijadikan landasan adanya pujian-pujian di masjid ini. Namun, tak sedikit juga mengatakan bid’ kan indah sekali ya, berdakwah kalau dengan cara seperti ini. Tidak dengan orasi-orasi ajakan masuk Islam menggemparkan dan bikin orang jantungan. Wkwkwk~Ia biasanya dikumandangkan, ketika waktu jeda antara azan dan ikamah. Adanya pujian ini, guna para jamaah mempersiapkan diri untuk bergegas menuju ditunaikannya jamaah salat fardu di masjid. Kalau mendapati masjid yang tanpa pujian-pujian habis azan habis azan kan hening nih sampai nggak sadar tiba-tiba ikamah. Buat yang niat mau jamaah dan tadinya belum merasa dengar azan, jadi gugup kok tiba-tiba udah ikamah aja, sih?Kalau ada pujian-pujian setelah azan kan siap-siapnya bisa agak selo gitu, kan. Tidak jarang, seperti saya yang rumahnya deket masjid begini, ke masjidnya ya nunggu nyanyian-nyanyian ini dulu, menikmati senandungnya dari rumah. Baru deh berangkatnya kalau udah agak lama pujiannya, berarti tanda-tanda udah mau hanya menjadi teman agar tidak jemu menunggu salat jamaah dimulai. Lantunannya juga menambah semangat dan menetralkan jiwa sebagai persiapan menuju ibadah fardu. Coba deh, kalian yang masjid di kampungnya ada pujian-pujian, dengerin sambil resapin tiap makna dalam kata yang disenandungkan. Pasti nyesss bikin hati adem. Sehingga menunaikan salat fardu pun jiwa juga udah siap menghadap masjid memiliki khas pujian sendiri. Setiap syiir yang dikumandangkan pun biasanya mengikuti momen yang ada. Semisal lagi bulan Rajab, yang disenandungkan doa rajab, lagi bulan Maulid nyanyian selawat-selawat nabi, hari-hari biasa, biasanya senandung kidung jawa keagamaan. Bahkan lagi musim pagebluk gini, juga ada syiir yang pas untuk disenandungkan, yaitu syiir li khomsatun’, yang diyakini bisa mengusir kampung saya, ada senandung pujian yang khas dibaca tiap Ramadan, dan berbeda dari pujian-pujian biasanya. Syiir yang disenandungkan di masjid kampung saya, salah satunya yang menjadi khas yaitu senandung sifat-sifat wajib Allah dan Rasul. Pujian khas Ramadan ini disenandungkan setiap menjelang salat Isya yang dilanjutkan dengan salat Tarawih, juga setelah salat Tarawih mengiringi langkah-langkah kaki para jamaah menuju ke juga pujian-pujian lain khas Ramadan dari masjid-masjid lain. Setiap malam menjelang Isya ramai bersahutan antar masjid, menambah suasana Ramadan lebih jarang anak-anak kecil asal main serobot mic masjid, kemudian ikut bersemangat melantunkan pujian. Ya, tak sedikit juga anak-anak kecil yang sudah fasih melantunkan pujian-pujian ini, karena terbiasa dulu waktu kecil di sekolah, waktu disuruh menghafal sifat Allah dan Rasul, tanpa pikir panjang udah langsung auto hafal karena seringnya mendengar senandung dari masjid tiap Ramadan. Ini bukti bahwa selain digunakan sebagai syiar dakwah Islam, sebagai wirid pengingat Tuhan, ia juga bernilai edukasi untuk anak-anak yang masih ini, saya baru saja mengetahui makna di balik pujian khas Ramadan di masjid kampung saya, pujian sifat-sifat Allah, yang ternyata jika ditelisik lebih dalam, sungguh indah. Prof. Quraish Shihab dalam Shihab dan Shihab mengatakan, “Puasa itu hakikatnya meneladani sifat-sifat Allah”. Mengambil contoh, sifat Allah Maha Mengetahui, di dalam melaksanakan puasa, kita harus mengetahui apa saja yang bermanfaat buat kita. Allah Maha Pemaaf, kita juga harus bisa berusaha menjadi pribadi yang pemaaf. Allah Maha Dermawan, kita bisa meneladani sesuai kemampuan yang kita miliki. Memang ada sifat-sifat Allah yang tidak bisa kita jangkau, seperti sifat-sifat ketuhanan yang tidak bisa disamai makhluk-Nya. Namun, sifat-sifat ketuhanan itu yang akan menjadi pengantar kita, untuk menemukan dan meneladani sifat-Nya yang lain, sesuai apa yang mampu kita sedikit kekhasan masjid kampung ini, dapat kita temukan hikmah, jika kita mau mencari esensi-esensi di dalamnya. Jadi, nggak sekadar sebuah lantunan saya, semoga lantunan pujian ini terus dan akan tetap dilantunkan di masjid-masjid. Yakin, deh, setiap kalimat bernada yang disenandungkan selalu berhasil membuat hati adem. Apalagi kalau yang bersenandung bener-bener suaranya bagus. Behhh!!!BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 10 Mei 2020 oleh Audian Laili
1 "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti." (Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri) Sorry We are unable to load your video 2. "Sak apik-apike wong yen awehi pitulung kanthi cara dedemitan." (Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi) 3.
Salah satu tradisi yang selalu hadir dalam suasana suci bulan Ramadhan adalah adanya puji-pujian syiiran khas versi bahasa Jawa yaitu pujian sifat wajib 20 atau masyarakat Jawa di Indramayu lebih menyebutnya dengan “pujian sifat rong puluh”. Di Musholla Al-Hidayah dan Musholla An-Nur, misalnya. Kedua musholla itulah yang sampai saat ini masih mempertahankan suatu tradisi pujian sifat rong puluh 20 yang sejak dulu dikumandangkan oleh para Kiyai Jawa selepas ba’da shalat tarawih dilaksanakan. Entah karena perubahan generasi atau pergantian kepengurusan musholla atau mesjid setempat, sehingga pujian yang menurut hemat penulis cukup sakral itu telah semakin sedikit terdengar di zaman sekarang. Oleh karena itu, demi melestarikan sebuah tradisi yang amat baik ini, penulis mencoba membukukan menjadi sebuah naskah pujian agar kiranya dapat lestari dan bisa terus eksis dalam setiap perayaan ketika bulan suci Ramadhan datang. Ini dia bait-bait syair pujiannya Pujian Sifat 20 Rong Puluh Versi Bahasa Jawa [1] Robbana yaa Robbana, ighfirlanaa dzunubanaa, taqobbal du’a-anaa, yaa Rohman yaa Rohiim, siro badan sing sampurna, sampurnane wong alam kabeh. [2] Wujud, Qidam, Baqo’, Mukholafatu lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyyah, Qudrot, Irodat, Ilmu, Hayyat, Sama’, Bashor, Kalam, Qodiron, Muridan, Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiron, Mutakaliman. [3] Utawi sifat 20 rong puluh iku dipun dum dadi 4 patang duman Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, Ma’nawiyah ... dibaca dua kali Utawi sifat 20 rong puluh kang manjing sifat Nafsiyah yaiku 1 sewiji Yaiku Wujud... dibaca empat kali Utawi sifat 20 rong puluh kang manjing sifat Salbiyah yaiku 5 lima Qidam, Baqo’, Mukholafatu lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyyah... Utawi sifat 20 rong puluh kang manjing sifat Ma’ani yaiku 7 pitu Qudrot, Irodat, Ilmu, Hayyat, Sama’, Bashor, Kalam... Utawi sifat 20 rong puluh kang manjing sifat Ma’nawiyah yaiku 7 pitu Qodiron, Muridan, Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiron, Mutakaliman... Utawi sifat 20 rong puluh iku dipun ringkes dadi 2 rong duman Istighna, Iftiqor... dibaca empat kali Utawi sifat 20 rong puluh kang manjing sifat Istighna yaiku 11 sewelas Wujud, Qidam, Baqo’, Mukholafatu lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Sama’, Bashor, Kalam, Sami’an, Bashiron, Mutakaliman... Utawi sifat 20 rong puluh kang manjing sifat Iftiqor yaiku 9 sanga Qudrot, Irodat, Ilmu, Hayyat, Qodiron, Muridan, Aliman, Hayyan, Wahdaniyyah... Utawi sifat wajib wong kang Agung para Rosul yaiku 4 papat Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah... dibaca dua kali [4] Niat ingsun kabeh lanang wadon ngaweruhi setuhune para malaikat iku dadi kawulane Alloh... Werna-werna rupane, werna-werna ibadahe, Ora hawa ora nafsu, ora lanang ora wadon, ora bapak ora ibu, ora mangan ora nginum, ora turu, jisime jisim alus bangsa luhur... [5] Almusthofa habiballoh, min Nabi iku Mukjizat, min Ratu iku Darojat, min Mukmin iku Ma’unat, min Kafirin iku Istidroj... [6] Imam Syafi’iy wetan kakbah Imam Maliki kidul kakbah Imam Hambali lor kakbah Imam Ahmad Kulon kakbah... [7] Utawi fardhune syahadat yaiku 4 papat Ingkang dingin Tashdiq, lan kepindo Ta’dzim, lan keping telu Karomat, lan keping pat Sholawat, Tashdiq ipun ngestokaken, Ta’dzim ipun ngagungaken, Karomat ipun muliyaaken, Sholawat ipun pasrah maring Allah... [8] Asyhadu anlaa ilahaa illalloh, ngaweruhi ingsun setuhune ora nana pengeran kang wajib den sembah... Ing dalem wujude, kang mesti ning anane, kang sugih selawase, kang wenang olihe gawe, anging pengeran Alloh... Wa asyhadu Anna Muhammadun Rosululloh, ngaweruhi ingsun setuhune Kanjeng Nabi Muhammad iku dadi utusane Alloh... [9] Kang rama ki Abdulloh, kang ibu Siti Aminah, lahir dalam Mekah, diutus dalam Mekah, nuli pindah maring Madinah, dikubur maring Madinah, bangsane bangsa Hasyim bangsa Quraisy... [10] Allohumma sholli’ala sayyidinaa Muhammad... dibaca dua kali Robbij’al hadza, baladan aminan, baladan aminan, warzuq ahlahu, warzuq ahlahu, hasanatan thoyyibatan... Hari Susanto, salah seorang santri Alumni Ponpes Al-Ihsan Cibiru Hilir Kabupaten Bandung
1 Saya berdoa untuk kesuksesan dan kemakmuran Anda pada kesempatan yang baik di Tahun Baru Islam. Semoga semua impian Anda menjadi kenyataan. 2. Semoga tahun baru ini membawa banyak kedamaian,
Ilustrasi langgar di masa lampau Elengo poro konco/ kuwajiban kito/ anetepi dawuhing agomo// iki sasi poso/ sasi kang utomo/ kewajiban kito kudu poso// sak sasi lawase/ ra mangan ra ngombe/ esok tekan sore/ sak rampunge// yen wes rampung poso/ sembahyang riyoyo/ podo suko suko/ kito samio// lan halal bi halal/ marang wong tuane/ tumeko marang konco-koncone ….. Syair pendek macam ini akrab terdengar di telinga kami dari speaker musala langgar. Tapi kami tidak menamainya syair, melainkan pujian. Ya, karena berisi puji-pujian, kepada Allah Tuhan Maha Esa, dan juga pujian untuk utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Pujian juga berisi nasehat bijak bagi masyarakat. Pujian ini biasa menemani jamaah salat pada waktu usai adzan hingga menjelang iqomah. Terkadang berisi syair bahasa Jawa, tapi seringkali berbahasa Arab. Siapa pencipta syair “iki sasi poso” di atas? Tak ada yang tahu pasti. Pujian itu seperti hadir begitu saja turun temurun, dihafal di luar kepala oleh warga kampung kami. Tentang judul saja, tak ada yang mengetahuinya. Seakan semua pujian/syair tak membutuhkan judul. Kami bebas meresapi kalimat-kalimatnya, nadanya yang “sederhana”. Apalagi jika yang melantunkan adalah seorang kakek dengan suara khas mendayu-dayu dan menggetarkan hati. Pujian “iki sasi poso” di atas kalau diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia, beginilah artinya ingatlah wahai teman/ kewajiban kita/ menjalankan kewajiban agama// ini bulan puasa/ bulan yang utama/ kewajiban kita untuk berpuasa// sebulan lamanya/ tidak makan tidak minum/ pagi sampai sore/ hingga selesai// kalau sudah selesai puasa/ salat hari raya/ bersuka ria/ semuanya// dan halal bi halal/ kepada orangtua/ juga dengan teman-teman. Betapa dalam maknanya bukan? Pada malam-malam terakhir bulan Ramadan, pujian ini lebih kerap terdengar di kampung kami. Pujian ini bersahut-sahutan menjelang salat Isya’ dan Tarawih. Di luar langgar, anak-anak bersarung dan berkopyah berlarian membawa kembang api. Ada juga yang nakal membunyikan petasan. Sedang orang-orang dewasa antre mengambil air wudlu di padasan musala. Pujian sebelum salat jamaah di masjid ataupun musala, adalah tradisi yang kini mulai berkurang di tengah perubahan cara beragama Islam di masyarakat. Ada yang menganggapnya bidah, dan bahkan ada yang menilainya haram. Bersyair menjelang salat jamaah pun mulai ikut hanyut bersama derap modernitas. Padahal, puji-pujian sebenarnya bukan hanya sebuah aktivitas menunggu salat saja, melainkan bermakna keakraban masyarakat, pendidikan, serta pencerahan akan nilai-nilai Islam. Masjid dan musala di kota besar, kini sudah jarang melantunkan syair-syair bahasa Arab/Jawa ini. Islam dan Jawa sebenarnya sangat erat hubungannya dalam kesejarahannya. Prof. Bambang Pranowo, dalam ulasan di bukunya berjudul Memahami Islam Jawa memberikan sebuah contoh terkait hubungan Islam-Jawa. Di sebuah pesantren di Magelang, pada tahun 1978 hendak menggelar khataman. Acara ini sekaligus perpisahan santri yang hendak kemabli ke kampungnya dan menjadi tokoh agama. Dalam acara tersebut, pesantren itu mengundang grup seni jatilan jaranan. Seni jawa ini, di masa lalu sangat identik dengan seni kaum abangan. Bahkan sering menghiasi acara-acara yang digelar PKI. Tapi khataman itu pun tetap berlangsung diiringi pentas seni Jatilan. 2009 186. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa hubungan tradisi Islam-Jawa tak terhindarkan. Masuknya agama Islam di tanah Jawa, telah banyak mengubah tradisi Jawa yang diberi polesan Islam. Sebut saja slametan, nyandran, kupatan, dan tradisi Jawa lain yang kini diberi polesan ajaran Islam. Dan pujian menjelang salat jamaah adalah salah satu bentuk tradisi itu. Ambil saja contoh lagi pujian yang berisi doa menurut agama Islam robbana aatina fiddunya hasanah/wafil akhiroti hasanah/ wafil akhiroti hasanah/ hasanah// waqina adza bannaar. Pujian ini diawali bait berbahasa Arab, namun dalam bait selanjutnya menggunakan bahasa Jawa yang tak lain arti dari doa bahasa Arab tersebut. Yakni duh gusti kulo nyuwun keslametan/ slamet dunyo akherat// duh gusti kang welas kang asih/ nyuwun slamet donya akherat. Dalam tradisi Islam di Jawa, doa tersebut akrab disebut doa sapu-jagat. Doa yang bermakna permohonan kepada Tuhan agar diberi keselamatan dunia dan akhirat itu selalu menghiasi doa yang dipanjatkan umat Islam dalam berbagai kesempatan. Doa itu dilantunkan berbahasa Jawa, lantaran masyarakat bawah di Jawa lebih mudah menangkap maknanya daripada harus memahami doa dalam bahasa Arab. Ada sebuah cerita menarik yang saya peroleh dari para orang tua, bahwa ketika geger PKI tahun 1965, pujian-pujian semacam ini sangat memasyarakat. Orang-orang berlomba-lomba menghafal pujian. Pujian-pujian itu ditulis dalam bentuk kertas oleh para santri yang datang dari berbagai pesantren, lalu disebarkan ke masyarakat. Orang yang takut dicap PKI akan menghafal pujian itu sebisa mungkin. Kini zaman sudah berubah. Sebagian masyarakat menganggap pujian adalah bid’ah, dan sebagian lain menilai hal itu kurang bermanfaat. Maka digantilah pujian tarhim dengan aneka bentuk itu dengan menyetel kaset orang mengaji. Anak-anak muda dan anak-anak kecil pun sudah jarang yang hafal pujian seperti yang saya kutip diatas. Lalu, akankah pujian-pujian yang sering terdengar dari pengeras suara di musala/masjid menjelang salat lima waktu akan hilang? Mari kita buka telinga lebar-lebar, menunggu apa yang terdengar dari musala kita.
Sebagaiobat kerinduan dengan berbagai lantunan syair yang sekarang sudah sangat jarang dilantunkan, saya akan menuliskan beberapa syair atau puji pujian setelah adzan dalam bahasa jawa yang sangat kaya akan makna tersebut di bawah. 1. Syair Jawa Kuno Iki Sasi Poso Elengo poro konco Kewajiban kito Anetepi dawuhing agomo Iki sasi poso
Kapanlagi Plus - Pujian sebelum sholat biasa dilantunkan di masjid atau musala setelah adzan, sebelum menjalankan sholat fardhu. Pujian sebelum sholat dilantunkan oleh para jamaah sambil menunggu jamaah lain yang belum datang. Di Indonesia, pujian tersebut bisa dilantunkan dalam bahasa Arab maupun bahasa kata-katanya terdengar ritmis dan puitis, pujian sebelum sholat menjadi kebiasaan masyarakat dan mudah menyebar ke masjid atau musala lain. Sebelum melantunkannya, para jamaah biasanya juga melafalkan shalawat nabi yang memiliki banyak keutamaan. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam Assamarqandi, 1980 619 Nabi SAW bersabda yang artinya"Bacalah shalawat untukku, sebab bacaan shalawat itu membersihkan kekotoranmu dosa-dosamu dan mintalah kepada Allah untukku wasilah. Apakah wasilah itu ya Rasulullah? Jawabnya Satu derajat yang tertinggi dalam surga yang tidak akan dicapai kecuali oleh seorang, dan saya berharap semoga sayalah orangnya".Nah, untuk mengetahui penjelasan pujian sebelum sholat lebih lanjut juga berbagai contohnya, silakan simak informasi yang dilansir dari berbagai sumber berikut ini. 1. Penjelasan Mengenai Pujian Sebelum Sholat Ilustrasi Credit Freepik Setelah adzan dari masjid atau musala di sekitar rumah kalian, mungkin ada lantunan pujian sebelum sholat yang kalian dengar. Pujian itu diantaranya kalimat Toyyibah, lantunan sholawat dan berbagai nasihat serta doa yang dilagukan memang untuk menunggu datangnya waktu setelah adzan merupakan amalan yang baik dan mempunyai banyak manfaat dakwah dan bisa menarik minat masyarakat khususnya anak-anak untuk berbondong-bondong menuju masjid, musala dan bersama-sama melantunkan lagu yang berisi meresapi maknanya akan membuat jiwa menjadi tenang, menyadari diri, memahami perasaan, mengendalikan amarah, dan mampu menguasai gejolak emosi. Selain itu kalian bisa menjalin hubungan manis dengan jamaah lain. Dengan begitu, kalian bisa memiliki kesehatan mental dan kecerdasan spiritual yang sebelum sholat awalnya disebarkan di kalangan pesantren. Ada juga yang mengatakan pujian sebelum sholat ini diperkenalkan oleh para walisongo, yakni penyebar agama Islam di Pulau yang masyarakat tahu lewat sejarah bahwa cara yang digunakan para Walisongo dalam menyebarkan agama Islam yaitu, pendekatan persuasif yang bersifat kemasyarakatan sesuai dengan adat, budaya, dan seni satu contohnya yaitu, Sunan Giri yang menciptakan Asmaradana dan Pucung. Sunan Giri jugalah yang menciptakan tembang-tembang dolanan anak-anak yang di dalamnya diberi unsur keislaman, misalnya Jamuran, Cublak-cublak Suweng, Jithungan dan Delikan Rahimsyah, tanpa tahun 54.Selain Sunan Giri, ada lagi Sunan Bonang yang menciptakan karya sastra yang disebut Suluk. Suluk berasal dari bahasa Arab "Salakattariiqa" yang artinya menempuh jalan tasawuf atau tarikat. Ilmu Suluk ini ajarannya biasanya disampaikan dengan sekar atau tembang disebut Suluk, sedangkan bila diungkapkan secara biasa dalam bentuk prosa disebut satu Suluk Wragul dari Sunan Bonang yang terkenal adalah Dhandanggula. Sebagian masyarakat yang mengenal tarikat mengatakan bahwa teks puji-pujian diciptakan oleh para pemimpin tarikat dan Syekh Abdul Qadir Jailani. 2. Pujian Sebelum Sholat Ilustrasi Credit Freepik Pujian sebelum sholat yang biasa dilantunkan berasal dari syair yang ditulis oleh tokoh islam atau ulama yang dijadikan panutan, salah satunya Gus Dur. Berikut ini terdapat syi'ir dari Gus Dur yang bisa kalian lantunkan sebagai pujian sebelum Robbal baroyaahAstaghfirulloh Minal KhothoyahRobbi zithni 'ilmannafii'aaWawaffiqni 'Amalaan sholikhaYa roshulalloh salam mun'alaikaYa rofi'asyaaniwaddaarojii'Athfataiyajii rotal'alaamiYa UuhailaljudiwalkaromiYa UuhailaljudiwalkaromiNgawiti ingsun nglara syi'iranKelawan muji pareng pengeranKang paring rohmat lan kenikmatanRino wengine tanpo pitunganRino wengine tanpo pitunganDuh bolo konco prio wanitoOjo mung ngaji syare'at blokoGur pinter dongeng nulis lan mocoTembe mburine bakal sangsoroTembe mburine bakal sangsoroAkeh kang apal Qur'an Hadis eSeneng Ngafirkeh marang liyaneKafir e dewe Ga' di gatekkeYen isih kotor ati akaleYen isih kotor ati akaleGampang kabujuk Nafsu angkoroIng pepaese Gebyare ndunyoIri lan meri sugi e tonggoMulo atine peteng lan NistoMulo atine peteng lan NistoAyo sedulur Jo nglale akeWajib e ngaji sak pranataneNggo ngandelake iman Tauhid eBaguse sangu mulyo matineBaguse sangu mulyo matineKang aran sholeh bagus atineKerono mapan sari ilmuneLaku torekot lan ma'rifateUgo hakekot manjing rasaneUgo hakekot manjing rasaneAlqur'an kodhim wahyu minulyoTanpo tinulis iso diwocoIku wejangan guru waskitoDen tancep ake ing njero dodoDen tancep ake ing njero dodoKumantel ati lan pikiranMrasuk ing badan kabeh njeroanMukjizat rosul dadi pedomanMinongko dalan manjing e imanMinongko dalan manjing e imanKelawan Alloh Kang maha SuciKuduh rangkulan rino lan wengiDi tirakati di riadhoiDzikir lan suluk jo nganti laliDzikir lan suluk jo nganti laliUrip e ayem rumongso amanDununge roso tondo yen imanSabar nerimo snajan paspasanKabeh tinakdir saking pengeranKabeh tinakdir saking pengeranKelawan konco dulur lan tonggoKang podo rukun ojo daksioIku sunnah e rosul kang mulyoNabi muhammad panutan kitoNabi muhammad panutan kitoAyo nglakoni sekabeaneAlloh kang bakal ngangkat drajateSenajan ashor toto dhohireAnanging mulyo makom drajat eAnanging mulyo makom drajat eLamun palastro ing pungkasaneOra kesasar roh lan sukmaneDen gadang Alloh syuargo manggoneUtuh mayite ugo ulesUtuh mayite ugo ulesYa roshulalloh salam mun'alaikaYa rofi'asyaaniwaddaarojii'Athfataiyajii rotal'alaamiYa UuhailaljudiwalkaromiYa Uuhailaljudiwalkaromi 3. Doa Bagi Kedua Orangtua, Juga Nasihat Bagi Kita Semua Ilustrasi Credit Freepik Selain untuk menyampaikan puja puji kepada Sang Pencipta dan Rasulullah SAW, pujian sebelum sholat juga bisa menjadi doa bagi kedua orangtua sekaligus nasihat bagi diri sendiri. Langsung saja simak contoh pujian berikut ini."Allahummaghfir lii dzunubiWa li Walidayya WarhamhumaKamaa Robbayaani Shoghira"Sopo Kang Pengen Uripe BerkahSopo Kang Pengen Mati Husnul KhatimahAyoo... Tumandang Sholat Berjama'ahSyair tersebut memiliki dua maksud dan dalam dua bahasa. Pertama, mengandung doa bagi kedua orangtua kita. Agar Allah SWT berkenan untuk memberikan ampunan kepada kita semua dan kepada orangtua kita, serta agar Allah SWT mengasihi mereka seperti halnya mereka mengasihi kita di kala orangtua merupakan salah satu cara kita untuk berbakti kepada orangtua yang merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Quran [Al Isra/17' 23] juga menjelaskan agar kita berbuat baik kepada ibu dan bapak kita."Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu."Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan pentingnya berbakti kepada orangtua dalam hadisnya [HR Bukhari no. bahkan Nabi mengutamakan bakti kepada mereka atas jihad fi sabilillah. Ibnu Mas'ud berkataAku pernah bertanya kepada Rasulullah,"Amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Beliau menjawab,"Mendirikan sholat pada waktunya." Aku bertanya kembali, "Kemudian apa?" Jawab Beliau,"Berbakti kepada orangtua," lanjut Beliau. Aku bertanya lagi, "Kemudian?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah."Dalam bait syair yang kedua dilantunkan dalam bahasa Indonesia, juga mengandung makna yang amat dalam. Sebuah ajakan bagi siapa saja yang menginginkan hidupnya berkah, serta meninggal dalam keadaan husnul khatimah maka seyogyanya menjalankan sholat berjamaah. Nabi Muhammad SAW bersabda diterangkan dalam kitab bulughul maramDari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda "Sholat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." Muttafaq 4. Syair Memohon Ampunan dan Bertaubat Ilustrasi Credit Freepik Pujian sebelum sholat yang dilantunkan oleh para jamaah juga bisa menjadi jembatan untuk memohon ampuan dan bertaubat atas dosa-dosa yang dilakukan. Jika diresapi, kalian bisa mendapatkan pelajaran hidup melalui syairnya. Berikut ini contoh pujian sebelum sholat untuk memohon ampuan yang bisa kalian simak."Astaghfirullahal'adzimAlladzii Laailaha Illa huwalhayyul QoyyumuWa Atubu Ilaihi Taubatan 'Abdin DzolimiLaa Yamliku Linafsihi Dhoro Wa La Naf'aWa La Mauta wa La Hayaata wa La Nushura"Pujian sebelum sholat di atas mengandung syair pengakuan seorang hamba yang penuh dosa dengan memohon kepada Allah SWT"Yaa Allah, sungguh tidak ada Tuhan selain engkau. Dan saya bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada-Mu dengan sebenar-benar taubat, taubat seorang hamba yang penuh dengan kedzaliman, hamba yang bahkan tidak memiliki dirinya sendiri, yang tidak mampu membuat mudharat atau manfaat untuk hidup, mati, bahkan hingga bangkit kembali".Ini merupakan salah satu doa yang biasa dibaca ketika setelah melakukan sholat Taubat. Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat At- Tahrim ayat 8"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan 'Taubat Nasuha' taubat yang sebenarnya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, pada hari Allah tidak akan menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengannya; cahaya iman dan amal soleh mereka, bergerak cepat di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka semasa mereka berjalan; mereka berkata ketika orang-orang munafik meraba-raba dalam gelap-gulita "Wahai Tuhan kami! Sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan limpahkanlah keampunan kepada kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu"Itulah penjelasan dan beberapa contoh pujian sebelum sholat yang bisa kalian lantunkan di sela waktu adzan dan lihat juga 5 Cara Membuat Cilung Jajanan Pinggir Jalan yang Enak Ala Rumahan 10 Resep Pepes Ikan Enak dan Sederhana, Pakai Bumbu Rempah yang Nendang Banget 7 Resep Bolen Pisang Enak dan Lembut, Mudah Dibuat - Teman Ngeteh yang Nikmat Bacaan Doa dan Dzikir Malam Lailatul Qadar, Amalkan di Sepuluh Malam Terakhir Ramadan 50 Kata-Kata Jodoh dan Takdir Penuh Makna, Inspirasi untuk Lebih Sabar dalam Hidup
DoaVersi Bahasa Jawa Kata Kata Cinta . Buku Doa Harian Katolik Lengkap Edisi Bahasa Jawa Pn 596 Shopee Indonesia . Contoh Soal Dan Materi Pelajaran 5 Doa Makan Katolik Bahasa Jawa . Jual Terbaru Buku Doa Harian Katolik Edisi Bahasa Jawa Sembahyang Jakarta Barat Toko Jelita22 Tokopedia . Buku Doa Harian Katolik Lengkap Edisi Bahasa Jawa Pn 596
Image for Islamic Law – Artikel Ushul Fiqh Lagu Pujian Rajab adalah lagu Islami yang khusus diperdengarkan pada bulan Rajab saja. Lagu pujian ini dibuat dalam bahasa Jawa. Penulis mendapatkan teks lagi ini dengan cara wawancara dengan salah satu tokoh agama di Dusun Guwo. Tidak ada yang pasti mengenai siapa pencipta lagu ini. Yang jelas, lagu ini telah dinyanyikan turun temurun dari jaman kakek-nenek penulis dulu. Lagu mirip syiir ini terdengar di beberapa masjid dan musholla selama beberapa hari awal di bulan Rajab ini. Sungguh suasana yang meriah. Berikut ini teksnya… Para muslimin pada bungah Matur syukur alhamdulillah Sasi rejeb tanggal pitulikur Allah animbali kanjeng Rasul Nabi Muhammad kedawuhan Amriksani isine alam Berangkate saka negara Mekah Tekan masjid Aqsa Palestina Tekan ing masjid munggah ing langit Amriksani isen-iseni Lan pinanggih para nabi-nabi Pada salam lan puji pinuji Nada lagu pujian ini terbilang sederhana dan mudah diikuti oleh anak-anak. Kalau Anda mau dengar nada lagunya, silakan putar video di bawah ini Penulis merekam videolLagu pujian di bulan Rajab dalam video di atas dalam salah satu kegiatan pembelajaran Muatan Lokal Keagamaan Islam Kelas III SDN Latsari. Para siswa awalnya merasa asing dengan lirik dan lagu pujian Rajab. Penulis memberikan contoh lagu tersebut beberapa kali dan akhirnya para siswa mampu menyanyikannya sendiri tanpa dibimbing. Ditambah lagi dengan keikutsertaan mereka dalam sholat jamaah dhuhur di musholla sekolah, maka para siswa makin hafal lagu ini karena salah satu tokoh agama rajin menjadi imam sholat jamaah dan memberikan contoh lagu pujian Rajab. Penulis merasa peduli untuk memperkenalkan lirik dan lagu pujian di bulan Rajab kepada peserta didik. Jangan sampai anak-anak di masa mendatang tidak mengenal kearifan lokal di sekitar mereka dan lebih menyukai bertindak meniru tokoh imajinasi dalam permainan games online. Langkah demi langkah proses pembiasaan berbuat baik ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama orang tua dan tokoh masyarakat. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memegang mikrofon masjid dan musholla bukanlah perkara gampang. Meski demikian, anak-anak dan remaja harus diberikan waktu untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Semoga tulisan ini bisa memberi inspirasi untuk Anda. Artikel Terkait
. 74 276 49 116 280 293 20 4
pujian islam bahasa jawa