Dahulu disebuah dusun kecil bernama Ndoso, hiduplah seorang gadis cantik jelita bernama NggĂ©rang. Dinamakan Nggerang karena kulitnya putih serta berambut pirang. Nggerang dipercayakan sebagai hasil dari perkawinan silang resmi antara manusia dengan makhluk halus dari alam lain, dalam bahasa setempat dinamakan kakartana atau darat atau juga disebut ata pelsina. Ayah Nggerang bernama Awang dan ibunya bernama Hendang. Hnedang ibunda Nggerang dipercayakan berasal dari alam lain atau darat atau kakartana dalam bahsa setempat. Namun, Putri Nggerang ditinggalkan ibunya semasa dia masih balita bukan karena meninggal secara jasmaniah melainkan karena ayah Nggerang, Awang telah melanggar pantangan sebanyak sebanyak tiga kali. Bagi Hendang itu adalah jumlah ayng tidak lumrah lagi. Kisah ini terjadi ketika Hendang pergi timba air, NggĂ©rang yang masih bagi bayi dijaga dan digendong bapaknya memberi pesan kepada Awang. âjika anak ini menangis janganlah kau dendangkan lagu ini ipung setiwu, pakĂ© sewaĂ©, tĂ©u sa ambong ikan kecil sekolam, katak sesungai, tebu serumpun. Namun ketika Hendang sedang pergi timba air yang cukup jauh dari rumah, NggĂ©rang pun menangis. Lalu, Awang berupaya menghentikan tangisan anaknya NggĂ©rang dengan mendendangkan banyak lagu namun tidak membuat ia berhenti menangis. Bahkan tangisannya menjadi semakin keras dank keras. Banyak sudah lagu didendangkan oleh Awang namun, NggĂ©rang tak juga berhenti menangis, dan baru berhenti menangis ketika mendendangkan lagu ipung setiwu, pakĂ© se waĂ©, tĂ©u se ambong ikan kecil sekolam, katak sesungai, tebu serumpun; lagu terlarang tersebut memang dilarang dan menjadi pantangan bagi Hendang, namun suaminya Awang tidak memahami sedikitpun larangan tersebut. Awang sama sekali tidak memahami larang untuk tidak menyanyikan lagu itu. Sebenarnya arti dari lagu itu adalah bahwa, mereka berasal dari dua alam berbeda yang dipersatukan melalui perkawinan. Pelanggaran pertama, dan kedua bagi Hendang masih dapat diingatkan berulang kali, Awang masih juga melanggarnya untuk yang ketiga yang ketiga-kalinya, tiada lagi kata ibunda putri NggĂ©rang pergi meninggalkan kedua orang terkasihnya Awang suaminya sertaNggĂ©rang anaknya di dusun Ndoso. Perpisahan ini bukanlah perpisahan untuk sesaat, namun meninggalkan sumai serta Putri tercintanya yang masih bayi dengan tetesan airmata menggalir dipipinya. âKau telah melanggar pantangan kita, meskipun aku telah mengingatkan kau berulang kali. Sekarang tidak ada maaf lagi, kita berdua terpaksa harus berpisahâ kata Hendang. âAku kembali ke rumah orang tuaku, sementara NggĂ©rang sebagai buah hati kita tinggal bersamamu sebagai paca mas kawin atas diri saya, harap dipelihara dengan baik.âbegitulah pesan hendang kepada suaminya deiringi isak tangis yang itu juga merupkan tangisan untuk yang teraklhir kali baginya. Mendengar pesan tersebut, Awang tidak bisa menjawab dan tidak berdaya, karena seketika itu Hendang berubah wujud menjadi seekor nĂ©pa ular sawah, dan ketika di pegang sangat licin, sehingga dengan mudah ia pergi meninggalkan dusun Ndoso, untuk selamanya, karena setelah itu ia tidak pernah muncul lagi. Sepeninggal ibunya Hendang, Putri Nggerang diasuh oleh empat saudaranya; satu laki-laki dtiga wanita, anak dari istri ayanhanya yang pertama bernama Tana. Ayahnya beristri dua yaitu Hendang yang berasal dari alam seberang dan Tana manusia biasa. Pada saat Putri Nggerang menginjak usia remaja, kecantikannya semakin terlihat dan sangat memikat banyak hati para pemuda. Karena kecantikannya yang tiada taranya itu, banyak raja raja ingin meminangnya diantara Mori Reok atau Raja Reok dan raja banyak raja raja yang meminangnya yang tidak hanya kaya tapi juga berparas menawan Nggerang menolaknya tanpa satupun diantaranya dapat memikat hatinya. Bahkan raja Bima dari pulau lain yang sedang berkuasa kala itu yang terletak diujung Timur pulau Sumbawa. Pulau berbeda dengan Nggerang. Nggerang gadis cantik nan aneh ini memang memiliki sesuatu yang ajaib dalam dirinya. Ini memang sangat mungkin karena memang dia adalah hasil dari perkawinan Tentang raja Bima, , konon ceritanya ia selalu melihat cahaya yang terpancar ke langit yang berasal dari daerah tersebut sesungguhnya berasal dari kulit emas putri NggĂ©rang yang tumbuh pada punggung bagian atas, berbentuk bulat dan besarnya seukuran bulatan mata gung. Sultan Bimapun mengutus seorang abdi kerajaan bersama beberapa orang prajurit kerajaan ke Manggarai yang terletak diujung barat pulau Flores guna melacak cahaya dilacak dan yakin cahaya tersebut dimiliki oleh seorang putri cantik dan masih remaja bernama NggĂ©rang yang tinggal di dusun Sultan Bima mempersiapkan diri untuk berangkat ke Manggarai untuk meminang putri NggĂ©rang. Ketika Sultan Bima tiba di Ndoso, meskipun masyarakat menerimanya dengan baik. Namun sangat disayangkan, ketika Sultan Bima menyampaikan isi hatinya untuk meminang putri NggĂ©rang yang cantik dan masih remaja itu, Nggerang menolaknya tanpa syarat. Raja Bima menjadi sakit hati dan dendam kepada Nggerang Lantaran Cintanya ditolak Putri oleh Nggerang tanpa syarat. Raja Bima lalu mengancam dengan mengirimkan magic magic ke dusun Ndoso. Seluruh dusun Ndoso diselimuti awan tebal kehitam-himan. Fenemona inipun hingga saat ini masih dikenal dengan sebuta rewung taki tana literally âJika Nggerang tidak juga sedia menerima pinanganku, awam ini tak akan berhenti.âAncam Mori Dima atau Raja Bima. Bagi orang setempat fenomena awan tebal yang meyentuh tanah itu sangatlah membahayakan kehidupan mereka. Karena mereka tidak bisa berbuat apaapa dalam kondisi salam seperti itu. â OhâŠMolas Nggerang terimalah saja lamaran itu supaya awan ini segera hilang dan kami bisa bekerja lagiâ jeritan penduduk setempat. Namun bagi Nggerang, awan tebal itu bukanlah demi ancaman tak digubris oleh Putri Nggerang hingga akhirnya raja Bima tak sabar lagi ingin membunuh Putri berbekal sebagai raja berkuasa atas tanah manggarai termasuk Ndoso saat itu, Sultan Bima menyuruh orang tua Nggerangmembunh Putri Nggerang dan kulitnya genderang di bawa ke Bima dan satu genderang disimpan di Ndoso. Bagi Orang tua Nggerang meskipun permintaan Sultan Bima tersebut terasa karena ini permintaan Sultan Bima yang juga sebagai Raja yang berkuasa di daerah Manggarai ketika itu, maka orang tua putri NggĂ©rang pun tidak bisa menolak. Berbagai usaha dilakukan oleh orang tua putri NggĂ©rang, seperti memotong kerbau, kemudian kambing, dan kulitnya dibuatkan genderang, tetapi tidak mengeluarkan bunyi seperti yang diinginkan dan cahaya yang memancar ke langit pun tidak hilang; tetap kelihatan dari kerajaan terus-menerus dpaksa oleh Sultan Bima, akhirnya pada suatu hari orang tua Nggerang yang bernama Awang mengajak putri NggĂ©rang mencari kutu rambutnya dan Nggerang menyetujui niat ayahnya tanpa menyangka bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Bersamaan dengan itu Awang mencabut beberapa helai rambutnya dan disimpan dalam tabung kecil, dan hal tersebut tidak menimbulkan efek atau pengaruh apa-apa. Kemudian ia mencungkil kulit emas yang berbentuk bulat sebesar mata gung dipunggungnya agar tidak memancarkan cahaya lagi, namun seketika itu putri NggĂ©rang meninggal. Sadar bahwa Putrinya telah meninggal, maka Awang mencungkil sekalian kulit punggung bersama kulit emas dan kulit perutnya untuk dibuatkan genderang. Jadi, sesungguhnya ada dua gendrang yang dihasilkan dari kulit tubuh Putri Nggerang; Satu yang dibuat dari kulit emas di punggung Ngerang dikirim ke para pembawa, bukanya mereka bawa ke bima melainkan ke Sumbawa dikarenakan arus deras si selat Gili Banta. Jadi, gengrang tang terbuat dari kulit emas it keberadaanya bukan di Bima melainkan di Sumbawa hingga saat ini. Sementara satunya lagi yang terbuatdari kulit perut disimpan di Ndoso. Namun, selang beberapa hari setelah Nggerang meninggal, beberapa pemuda dari Todo dengan rombongan yang cukup banyak datang ke Ndoso meminta gendrang tersisa itu dengan sebagian kulit emas dari punggung ditanamkan di bukit Tingku Romot dekat Reo***
15 Cerita Rakyat Sumatera Barat, Dari Malin Kundang Hingga Danau Singarak. Cerita Rakyat Sumatera Barat - Selain terkenal dengan adat, Budaya dan kulinernya yang mendunia, Minangkabau juga dikenal dari beberapa Cerita rakyat yang sudah melegenda di tanah air, sebut saja seperti cerita Malin Kundang, Siti Nurbaya, legenda danau kembar
0% found this document useful 1 vote902 views2 pagesDescriptionMengisahkan asal usul Uumbu, tempat yang kini dijadikan PLTU oleh Pemerintag Daerah Kabupaten ManggaraiCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 1 vote902 views2 pagesCerita RakyatDescriptionMengisahkan asal usul Uumbu, tempat yang kini dijadikan PLTU oleh Pemerintag Daerah Kabupaten ManggaraiFull description. 252 442 353 370 452 78 192 165